Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah
menggoyahkan stabilitas perekonomian. Disaat peranan sektor riil dan
industri melemah, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang
terbukti masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.
Untuk meningkatkan peranan sektor pertanian dimasa depan, dibutuhkan
data pertanian yang lengkap dan akurat yang dapat dijadikan acuan bagi
pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan pertanian. data yang
diperoleh dari pelaksanaan Sensus Pertanian dapat memenuhi keperluan
tersebut. Di perlukannya data-data menyakut sektor pertanian indonesia
sangat penting dalam menentukan struktur pertanian indonesia yang jelas.
Karena itu BPS sangat mengharapkan bantuan dan dukungan dari semua
pihak agar pelaksanaannya berjalan lancar dan hasilnya benar-benar dapat
dimanfaatkan.
Struktur perekonomian Indonesia sudah bergeser dari sektor pertanian
ke sektor industri. Meskipun demikian, sektor pertanian masih mempunyai
peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Dilihat dari kontribusinya
dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar
17,3%, menempati posisi kedua sesudah sektor industri pengolahan.
Walaupun begitu pemerintah saat ini sudah mulai sadar bahwa pertanian
indonesia harus ditingkatkan dan di utamakan mengingat isu-isu tentang
krisis pangan global yang saat ini. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri saat ini relatif sedang menurun dengan sangat besar.
Dan pada waktu ini, indonesia berada pada keadaan Rawa Pangan. Bukan
dikarenakan tidak adanya pangan tetapi karena pangan untuk indonesia
sudah sangat tergantung dari supply luar negeri. Bahkan
ketergantungannya pun semakin besar. Pasar-pasar pangan yang kita miliki
diincar oleh produsen luar negri yang tidak menginginkan indonesia maju
dalam memiliki kemandirian di bidang pangan indonesia.
Indonesia terus bersaing dan bahkan bekerja sama dengan luar negri dalam mengatasi krisis pangan global.
Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian di suatu negara
harus tercerminkan oleh kemampuan negara tersebut dalam swasembada
pangan, atau paling tidak ketahanan pangan. Di Indonesia sendiri,
ketahanan pangan merupakan salah satu topik yang sangat penting, bukan
saja dilihat dari nilai-nilai ekonomi dan sosial, tetapi masalah ini
mengandung konsukwensi politik yang sangat besar. Dapat dibayangkan apa
yang akan terjadi terhadap kelangsungan suatu kabinet pemerintah atau
stabilitas politik di dalam negeri apabila Indonesia terancam kekurangan
pangan atau kelaparan. Bahkan di banyak negara, ketahanan pangan sering
digunakan sebagai alat politik bagi seorang (calon) presiden untuk
mendapatkan dukungan dari rakyatnya. Ketahanan pangan bertambah penting
terutama karena saat ini Indonesia merupakan salah satu anggota dari
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Artinya, di satu pihak, pemerintah
harus memperhatikan kelangsungan produksi pangan di dalam negeri demi
menjamin ketahanan pangan, namun, di pihak lain, Indonesia tidak bisa
menghambat impor pangan dari luar. Dalam kata lain, apabila Indonesia
tidak siap, keanggotaan Indonesia di dalam WTO bisa membuat Indonesia
menjadi sangat tergantung pada impor pangan, dan kondisi ini sangat
mengancam ketahanan pangan di dalam negeri.
Walaupun pada prinsipnya harus menggerakan ketahanan pangan di
negara, tidak harus berarti swasembada pangan melainkan impor yang
terjamin juga menentukan ketahanan pangan di dalam negara sendiri. Namun
demikian, idealnya, ketahanan pangan didukung sepenuhnya oleh kemampuan
sendiri dalam memproduksi pangan yang dibutuhkan oleh pasar domestik.
Karena risiko terlalu tergantung pada impor adalah apabila harga impor
meningkat sehingga mengakibatkan inflasi di dalam negeri atau negara
pengekspor menghentikan ekspornya karena alasan politik atau lainnya.
Kebutuhan pangan di indonesia sulit di prediksikan untuk keadaan di
tahun yang akan datang. bahkan belum ada orang yang mengetahui persis
berapa pangan yang di butuhkan untuk negara ini. Kita hanya bisa
mengambil data data dari tahun sebelumnya. Dan menghasilkan sebuah
prediksi di tahun mendatang. Yaitu produksi dari kebutuhan beras pada
tahun 2010 diperkirakan 32,65 juta ton dan 36,77 juta ton beras,
sehingga terjadi defisit sekitar 4,12 juta ton beras. Demikian pula
untuk tahun 2015 dan 220 di prediksi terjadi kekurangan beras sebanyak
5,8 juta ton pada tahun 2015 dan meningkat menjadi 7,49 juta ton beras
pada tahun 2020. Untuk menghasilkan padi sebanyak itu di perlukan luas
panen sekitar 13.500-15.000 ha llahan sawah yang masih luas sekitar
9.000-10.000 ha jika di amsumsikan IP 150%.
Dengan demikian situasi ekonomi semakin memburuk dan ada yang
bertindak melakukan hal-hal yang bertentangan untuk pertanian
berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah dengan memaksa produktivitas
tinggi dengan pupuk kimia dan pestisida yang kemudian menyebabkan
degradasi kualitas lahan dan kemudian pun bisa mendorong menjual
lahan-lahannya. Karena kurangnya pengetahuan atas informasi-informasi.
Perbandingan nilai tukar lahan antara sebagai pertanian dan sektor lain
sungguh tidak seimbang, sehingga tidak ada penahanan untuk setia
terhadap pertanian. Situasi semacam ini secara akumulatif akan
mengkronis mempercepat pelebaran selisih kebutuhan dan ketersediaan
pangan dan impor sebagai bentuk penanganannya menjadi pengunci struktur
kemiskinan petani dan penghilangan kemampuan berdaulat.
Menurut Sunday Herald (12/3/2008), krisis pangan kali ini menjadi
krisis global terbesar abad ke-21, yang menimpa 36 negara di dunia,
termasuk Indonesia. Krisis pangan bisa dalam dua arti yakni keterbatasan
stok atau kualitas yang rendah. Dalam teori Malthus, pengertian krisis
pangan adalah dalam arti persediaan terbatas sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan pangan bagi semua penduduk dunia .
Dengan demikian indonesia sedang marak-maraknya begegas memikirkan
sektor pertanian yang bisa memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
sehingga pemerintah mengadakan program kesejahteraan untuk petani
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing
masyarakat pertanian, terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses
terhadap sumberdaya usaha pertanian. Termasuk memberikan penawasan
penyuluhan terhadap petani kecil maupun besar dan pendidikan pelatihan
sumber daya manusia pertanian. Peningkatan tekhnologi pertanian karena
teknologi sekarang lebih pentig untuk persediaan produk pangan dan
produk-produk pertanian dunia. Dan indonesia berkerjasama dengan luar
negri menanggulangi kelaparan dunia. Sbagai yang di andalkannya yaitu
pembangunan bio-energi yang tidak mengancam ketahanan pangan dan
berkompetisi dengan bahan pangan dan mempromosikan generasi kedua
revolusi hijau yang lebih ramah lingkungan untuk meningkatan produksi
pertanian dan pangan serta mempromosikan strategi untuk penanggulangan
dan adaptasi terhadap perubahan iklim global. Semoga saja di tahun yang
akan datang indonesia mampu menghadapi krisis pangan
Artikel keren lainnya:
Izin Copas gan
ReplyDelete