Friday, December 28, 2012

Bukan Umbi Tapi Harta Karun

Umbi singkong paling banyak memiliki faedah. Itulah sebabnya warga Thailand menyebutnya harta karun dari tanah
Treasure from the ground. Begitulah julukan singkong oleh warga Thailand. Sebab, dari daun hingga umbi seluruhnya dapat dimanfaatkan, tidak ada yang terbuang.

Pada 1970-an, para ibu rumah tangga kerap menganji kain berbahan kapas, abaka, dan linen sebelum disetrika agar rapi dan menjadi lembut. Kanji dibuat dengan cara mengencerkan sejumlah tapioka alias tepung singkong dengan air hangat. Kanji dioleskan ke seluruh permukaan kain. Setelah kering baru kain disetrika hingga rapi.
Teknologi dari dapur para ibu itulah yang kini banyak dipakai industri tekstil modern. Menurut peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil, di Bandung, Jawa Barat, Zubaidi Kaelani, dalam industri tekstil modern, penganjian dilakukan sejak kain diproduksi, terutama untuk benang lusi - benang yang memanjang ke arah panjang kain. “Dalam pembuatan kain, benang itu banyak mengalami ketegangan dan gesekan,” kata Zubaidi. Oleh karena itu benang mesti dikanji agar lebih lentur dan permukaan benang terlindungi sehingga tidak mudah putus akibat gesekan. Dengan cara itu kain yang dihasilkan menjadi halus, lembut, kuat, dan mengilap. Saat disetrika pun kain mudah rapi.
Modifikasi
Hasil itu diperoleh karena industri tekstil modern menggunakan pati singkong modifikasi sebagai bahan kanji. Pati singkong diolah dengan menambahkan enzim alfa amilase. Tujuannya untuk memotong sebagian rantai cabang amilopektin sehingga dapat memperbaiki mutu gel tapioka. Gel yang terbuat dari tapioka murni masih terlalu kental sehingga hanya melindungi permukaan benang. Akibatnya benang masih terlalu kaku. Setelah dimodifikasi, gel yang dihasilkan lebih encer sehingga mampu meresap sampai serat kain dan lebih elastis melindungi kain.
Di Thailand, pati  modifikasi untuk industri tekstil sudah diproduksi secara khusus. Salah satu produsennya adalah Asia Fructose Co Ltd di Bangkok. “Jadi perusahaan tekstil tinggal menggunakannya,” kata managing director Asia Fructose, Siriwan Subsongsaeng, saat ditemui pada ajang World Tapioca Confrence 2011 di Bangkok, akhir Juni 2011.
Selain untuk industri tekstil, perusahaan yang berdiri sejak 1996 itu juga memproduksi aneka jenis tepung modifikasi untuk berbagai keperluan. “Paling banyak untuk makanan. Tapi itu pun jenisnya berbeda-beda, tergantung fungsinya,” kata Siriwan. Contohnya tepung modifikasi untuk pengganti terigu. Di tanahair tepung itu dikenal dengan sebutan mocaf alias modified cassava flour. Ada juga tepung yang berfungsi sebagai pengental makanan kalengan siap makan.
Di Thailand tak hanya umbi yang dimanfaatkan. AP Agro Co Ltd di Suphanburi, Thailand, mengolah daun singkong menjadi cacahan halus sebagai bahan tambahan untuk membuat konsentrat pakan sapi. Daun singkong dapat dimanfaatkan sebagai pakan karena mengandung protein yang cukup tinggi yakni mencapai 12 - 22%. Perusahaan itu juga mengolah limbah pangkal batang singkong menjadi cuka kayu untuk meningkatkan kualitas tanah dan memacu pertumbuhan mikroba menguntungkan dalam tanah. Sementara batang diolah menjadi arang sebagai bahan bakar untuk industri rumahan. Dengan berbagai manfaat itu, pantas bila Thailand menyebut singkong sebagai harta karun dari dalam tanah. (Imam Wiguna)

No comments:

Post a Comment