
Inilah yang Abutiyus lakukan saat menderita diare yang menyebabkan
feses berdarah. Ia memetik satu buah kemenai Croton triglium yang tumbuh
di halaman rumahnya di Desa Temula, Kecamatan Nyuwatan, Kabupaten Kutai
Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Warga suku Dayak Benuaq itu mengupas
buah, lalu mengambil sebutir biji. Ia menumbuk biji hingga halus,
kemudian menyantapnya menggunakan sendok sekali sehari. “Biji kemenai
tumbuk itu rasanya pedas,” kata pria kelahiran 17 Juni 1936 itu. Namun,
rasa pedas itu yang ia yakini berefek menyembuhkan diare. Efek
penyembuhan biasanya terasa setelah 2 hari mengonsumsi.
Mengonsumsi biji kemenai sebetulnya ibarat mempertaruhkan nyawa.
Masyarakat suku Dayak Benuaq juga kerap menggunakan buah kemenai untuk
racun ikan. Yuningsih dan Damayanti R, peneliti dari Balai Besar
Penelitian Veteriner di Bogor, Jawa Barat, dalam penelitiannya yang
diterbitkan pada jurnal Berita Biologi pada 2007 menyebutkan, tanaman
kamalakian-sebutan kemenai dalam Bahasa Sunda-itu pernah membunuh seekor
gajah di Bengkulu pada 2006. Hewan bertubuh tambun itu meregang nyawa
akibat pendarahan di usus.
Turun-temurun
Hasil pemeriksaan sampel isi lambung gajah itu mengandung phorbol
13-decanoate atau phorbol ester, salah satu senyawa aktif yang
terkandung dalam biji kemenai. Senyawa phorbol ester yang paling tinggi
konsentrasinya adalah phorbol 12 tiglate-decanoate. Senyawa itu biasanya
terdapat dalam bentuk minyak dan dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
nabati.
Kebiasaan Abutiyus mengobati diare yang tak lazim itu bukanlah aksi
coba-coba. “Dalam masyarakat tradisional pengetahuan tentang pengobatan
alam itu biasanya diwariskan secara turun-temurun,” ujar ahli
etnobiologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuian Indonesia
(LIPI), Dr Ir Yohanes Purwanto. Buktinya masyarakat suku Dayak Benuaq
yang tinggal di luar Kecamatan Nyuwatan juga memiliki pengetahuan yang
sama tentang khasiat kemenai sebagai obat.
Contohnya warga suku Dayak Benuaq di Kecamatan Muaralawa, seperti
dilaporkan Dr Medi Hendra SSi MSi dari Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Mulawarman,
dalam disertasinya. Warga di sana juga kerap memanfaatkan pucuk dan akar
kemenai untuk mengobati gatal-gatal, sakit gigi, sakit telinga, dan
sakit lutut. Nasib mereka tak berujung seperti gajah yang meregang
nyawa.
Menurut Yohanes Purwanto kebiasaan warga Dayak Benuaq itu lahir dari
proses adaptasi terhadap kondisi lingkungan tempat mereka tinggal.
Ketika sakit, mereka memanfaatkan aneka jenis tanaman yang lebih mudah
dijumpai di sekitar mereka. Dari berbagai pengalaman empiris tentang
kesembuhan, maka lahirlah pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman yang
berkhasiat obat. Mereka lalu mewariskan pengetahuan itu secara
turun-temurun. Hasil penelitian Medi Hendra setidaknya ada 240 spesies
tanaman obat yang kerap digunakan suku Dayak Benuaq untuk mengobati
berbagai penyakit.
Pestisida alami
Kisah menggapai kesembuhan yang tak lazim seperti Abutiyus juga
dialami Parjono. Untuk mengatasi penyakit diabetes tipe 2, pria asal
Yogyakarta itu menyandarkan kesembuhan pada tanaman kipait Tithonia
diversifolia yang banyak tumbuh di kediaman kakaknya. Ia rutin merebus
tiga lembar daun berukuran sedang dalam dua gelas air hingga tersisa
satu gelas. Ia mengonsumsi air rebusan setiap sore.
Para herbalis hampir tidak pernah meresepkan kipait untuk membantu
menyembuhkan penyakit. “Di Batu paitan lebih populer sebagai insektisida
alami,” tutur herbalis di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, Wahyu
Suprapto. Faedah bunga matahari meksiko-sebutan lainnya-sebagai
penghalau hama sudah terbukti secara ilmiah. Hasil penelitian Muhammad
Taofik, mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang, menunjukkan larutan ekstrak daun pahitan
dengan konsentrasi 2,2922 ppm dapat mematikan lebih dari separuh hama
tungau dari famili Eriophyidae hanya dalam waktu 72 jam. Tungau itu
kerap menyerang pucuk teh.
Nasib takokak pun setali tiga uang. Tak ada yang menyangka bila
sayuran yang kini mulai asing dikonsumsi itu ternyata mampu membantu
mengatasi keluhan mata minus. Begitu pun beras hitam yang baru populer
dua tahun belakangan ini. Beras yang kaya antioksidan itu ternyata ampuh
mengatasi lemah jantung yang mematikan.
Munculnya tanaman yang tak diduga berkhasiat terhadap kesehatan itu
menjadi bukti keanekaragaman tanaman obat di tanahair. Herny Emma Inonta
Simbala, pengajar Jurusan Biologi Universitas Sam Ratulangi menyebutkan
dalam disertasinya, Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tanaman.
Dari jumlah itu 7.000 spesies di antaranya merupakan tanaman obat atau
90% dari jumlah tanaman obat yang tumbuh di kawasan Asia. “Tinggal
kemauan kita untuk membuktikan khasiatnya secara ilmiah,” tutur Yohanes.
Pengalaman empiris seperti yang dilakoni Abutiyus bisa menjadi jalan
pembuka. (Imam Wiguna)
Keterangan Foto :
- Kipait Tithonia diversifolia lebih banyak dikenal sebagai bahan insektisida nabati. Di balik keampuhannya memberantas hama, pahitan juga ampuh membantu mengendalikan kadar gula darah
- Abutiyus, warga suku Dayak Benuaq, mengonsumsi biji kemenai Croton triglium untuk mengatasi diare akut
- Kemenai Croton trigilum kerap dimanfaatkan suku Dayak Benuaq untuk meracun ikan
- Hutan menyimpan kekayaan berupa aneka jenis tanaman yang juga berkhasiat obat
No comments:
Post a Comment