Friday, December 28, 2012

Bukan Melulu Panen Kayu (Kacang Hijau disela-sela Tanaman)

Dari sela-sela pohon jabon H Walid Wahyudi meraup laba bersih Rp25-juta hanya dalam 70 hari.
 Tanaman lengkuas di sela jabon. Rimpang-rimpangan cocok sebagai tanaman tumpang sari pada jabon umur 2-4 tahun
Pekebun di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Walid Wahyudi memperoleh rezeki nomplok dari penjualan kacang hijau. Ia memperoleh 3 ton kacang hijau pada awal Januari 2011. Saat itu pasokan kacang hijau seret sehingga pengepul membeli Rp13.000 per kg. "Harga itu tergolong tinggi, sebelumnya tidak sampai Rp10.000 per kilo," kata Walid. Nah, kacang hijau Phaseolus radiatus itu semula tumbuh subur di antara tegakan jabon di lahan 4 ha.
Ia memang berniat memanfaatkan lahan di antara pohon jabon berumur 5 bulan. Walid menanam Anthocephalus cadamba berjarak tanam 4 m x 4 m pada September 2010. “Tanah di bawahnya belum terteduhi karena waktu itu tinggi pohon belum sampai satu meter,” kata Walid. Pekebun 37 tahun itu menumpangsarikan jabon-kacang hijau untuk menekan pertumbuhan gulma. Harap mafhum, biaya pencabutan gulma relatif mahal. Di Bondowoso biaya satu hari kerja mencapai Rp25.000 per orang. Untuk membersihkan gulma di lahan 4 ha, perlu 6 orang selama 5 hari. Walid mesti merogoh kocek Rp750.000 setiap 3 bulan selama musim hujan.
Laba ganda
Walid akhirnya memilih kacang hijau karena, “Perawatan relatif mudah, daun tanamannya pun sekaligus berfungsi sebagai penutup lahan.” Alumnus jurusan Teknik Elektronika, Sekolah Tinggi Teknologi Telekomunikasi Bandung, itu berencana memanfaatkan daun, batang, dan kulit polong kacang hijau sebagai pakan ternak. Pertimbangan lain, kacang hijau mampu mengikat unsur nitrogen dari udara berkat kerja sama dengan bakteri Rhizobium sp yang menumpang di akarnya. Selain itu masa panen pun pendek sehingga perputaran dana cepat.
Permulaan Oktober 2010, Walid menugal tanah lalu menanam kacang hijau berjarak 20 cm x 20 cm. Untuk mengurangi biaya perawatan, ayah empat anak itu sengaja memilih musim hujan saat menanam. Meski hujan membuat tanaman tumbuh subur, banyak bunga tanaman anggota famili Fabaceae itu rontok. Akibatnya, per ha ia hanya menuai 750 kg kacang hijau. “Mestinya bisa 1,5 - 2 ton,” kata Walid.
Meski lahannya tergolong subur, Walid tetap memberikan pupuk susulan untuk kacang hijau. Ia memberi pupuk nitrogen dan pupuk majemuk, masing-masing 25 kg per ha pada hari ke-20 pascatanam. Saat itu tanaman menjelang berbunga. Lima hari sebelum memupuk, ia menyiangi. Penyiangan berikutnya pada hari ke-30 - 40 pascatanam. Ia memanfaatkan daun gulma hasil penyiangan itu sebagai pakan ternak, sisanya dibenamkan kembali ke tanah.
"Kemampuan fiksasi unsur nitrogen membuat keperluan pupuk untuk kacang hijau berkurang hingga 50%," kata Dr Ir Moch Muchlis Adie MS, kepala Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang, Jawa Timur. Selain itu, tanaman yang tumbuh berdekatan juga dapat memanfaatkan nitrogen hasil fiksasi yang tersimpan di tanah. Namun, meski mampu bertahan di sisa akar, bakteri penambat nitrogen berfungsi optimal jika menumpang di akar tanaman hidup.
Pernyataan Muchlis terbukti di lahan Walid. Meski cuma memberikan pupuk dasar - 10 kg pupuk kandang per lubang tanam, 2 pekan sebelum menanam - jabon tetap tumbuh normal. Saat ini pohon anggota famili Rubiaceae itu hampir berumur setahun dengan tinggi rata-rata 1,5 m tanpa pemupukan ulang. Padahal, "Mestinya jabon diberi pupuk tambahan 1 tahun menjelang panen," kata Dr Ir Irdika Mansur MForSc, peneliti di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Sebelumnya, di tempat terpisah Walid sempat menanam 20.000 singkong mentega sebagai tanaman sela. Ia menanam singkong berjarak 1 m x 1 m saat jabon berumur 2 bulan. Selang setahun, ia mendulang laba Rp30,6-juta dari panen 50 ton singkong. Namun, Walid mewanti-wanti, "Perhatikan pemupukan agar jabon tidak kurus setelah menanam singkong." Maklum, singkong kondang doyan nutrisi. Kelebihannya, relatif tahan hama dan penyakit serta minim perawatan. Namun, masa tanam lama dan hasil minim membuat Walid berhenti menanamnya.
Prioritas
Pekebun di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rohim Solihin juga menumpangsarikan lengkuas dan kencur di bawah tegakan jabon seluas 5 ha. Jarak tanam jabon 2,5 m x 3 m. Nun di Cirebon, Jawa Barat, ada Hasan yang menumpangsarikan jagung dan cabai di lahan seluas 4.500 m2 berjarak tanam 3 m x 3 m. "Pupuk cabai sekaligus bisa diserap jabon," tutur Hasan. Di lahan lain seluas 3 ha, Hasan menumpangsarikan dengan jagung dan mentimun mas. Mentimun mas juga berfungsi sebagai penutup lahan untuk mencegah pertumbuhan gulma sekaligus menahan penguapan.
Ada pula yang menanam kembang kol di bawah tegakan jabon, yakni Ayi Sumarna, pekebun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ayi cuma mengandalkan sisa pupuk dari kembang kol sebagai sumber nutrisi jabon. "Selain itu kembang kol bisa untuk pendapatan sehari-hari sebelum panen jabon," kata Ayi. Soal tumpangsari, Irdika Mansur mengatakan, pekebun mesti menentukan prioritas sebelum menanam jabon. Jika jabon menjadi prioritas, lakukan penanaman rapat pada jarak 3 m x 3 m atau bahkan 2 m x 2 m sehingga populasi lebih dari 2.000 pohon per ha.
Namun, jika memprioritaskan tanaman tumpangsari, perlebar jarak tanam menjadi 4 m x 4 m atau lebih sehingga populasi jabon maksimal 1.000 pohon per ha. Periset tanaman kehutanan di SEAMEO-Biotrop, Bogor, itu menekankan pentingnya pemilihan komoditas berdasarkan proporsi tutupan lahan seiring pertambahan umur jabon. "Budidayakan tanaman hortikultura (cabai, tomat, dan terung) atau kacang-kacangan saat jabon berumur 0 - 2 tahun," kata Irdika. Masa tanam pendek sehingga pekebun memperoleh nilai tambah optimal. Tanaman itu juga tidak tahan naungan.
Ketika jabon berumur 2 - 4 tahun, saat tutupan lahan mulai terbentuk, pekebun masih bisa menanam pisang maupun rimpang-rimpangan seperti kunyit, kencur, jahe, atau lengkuas. Sebagai alternatif, Muchlis Adie menyarankan kedelai yang masa rotasinya cepat dan tahan naungan sampai 60%. Selain masa tanam singkat, hanya 70 - 120 hari, kedelai - tergolong kacang-kacangan yang bisa mengikat nitrogen - juga bisa memotong jatah belanja pupuk sehingga pundi-pundi pekebun pun aman. (Argohartono Arie Raharjo/Peliput: Faiz Yajri)

No comments:

Post a Comment