Monday, September 1, 2014

Melihat Potensi Ayam Kampung

Ternak primadona dan berpotensi memang tak sepi dari galian informasi dan berita tidak seperti berita tentang politik atau selebritis yang hanya sekali banyak ramai dibicarakan kemudian tidak ada kabar kelanjutan beritanya. Memang benar, salah satu ternak unggas lokal potensial adalah ayam kampung dan siapa yang tidak kenal dengan ayam kampung. Maka kami tidak perlu mengupas panjang lebar tentang ayam kampung ini karena semua orang pasti melek akan ternak ini. Kami akan mengemukan beberapa sisi kelebihan dan potensi yang dimilik oleh ayam kampung yang membuatnya menjadi ternak primadona.Berikut di antara beberapa kelebihan dan potensi yang dimiliki ayam kampung :
Tahan terhadap penyakit
Ayam kampung diyakini memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan ayam ras sehingga penggunaan obat atau bahan kimia relative lebih sedikit. Salah satu penyebab ketahanan ayam kampung adalah daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan sehingga berpengaruh terhadap tingginnya daya tahan tubuh ayam kampung terhadap penyakit. Meskipun demikian janganlah lengah untuk selalu berusaha mencegah datangnya penyakit sebagai bentuk usaha mengurangi atau memperkecil resiko usaha.
Produksi telur
Telur ayam kampung lebih alami dibandingkan telur ayam ras, rasanya lebih gurih dan bau amisnya lebih rendah dibanding telur ayam ras. Sehingga tak heran kalau ada orang mengkonsumsi telur ayam kampung dalam kondisi mentah sebagai pelengkap minum jamu, susu atau madu. Tapi perlu hati-hati bagi penikmat jamu atau STMJ, karena pada saat sekarang telur yang dipakai sebagai campuran minuman tersebut kebanyakan telur ayam arab bukan telur ayam kampung. Dari segi nutrisi sebenarnya tidak ada masalah tapi dari segi harga kita sedikit rugi karena bagaimanapun juga harga telur ayam kampung lebih tinggi daripada telur ayam arab. Telur ayam kampung yang alami juga cocok untuk penderita alergi telur sekalipun.
Dapat diusahakan pada lahan yang tidak begitu luas
Apakah anda pernah melihat pohon berbuah ayam kampung? Itulah gambaran saking mudahnya dalam beternak ayam kampung. Karena keterbatasan atau tidak tersedianya lahan di sebagaian masyarakat kita, ayam kampung tidur di pepohonan, bertelur di sela-sela tumpukan kayu bakar atau di pojok dapur. Ini adalah bukti bahwa lahan bukanlan menjadi faktor penghalang untuk memulai usaha beternak ayam kampung (skala kecil) akan tetapi kalau bisa menyediakan lahan tentu lebih baik lagi.
Cara beternak yang mudah
Sudah terbukti, ayam kampung sangat mudah untuk diternakkan. Bertahun-tahun masyarakat kita sudah beternak ayam kampung meski dengan cara ala kadarnya dan tetap masih mampu berproduksi walaupun jauh dari harapan. Untuk mempertahankan cara beternak terdahulu (ekstensif)sepertinya tidak memungkinkan untuk saat sekarang. Oleh karenanya satu-satunya jalan untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung adalah dengan mengubah system pemeliharaan. Beralih dari cara beternak secara ekstensif (umbaran) ke cara beternak secara intensif (terkurung) adalah suatu keharusan untuk menjawab tantangan permintaan akan kebutuhan ayam kampung baik untuk telur maupun dagingnya. Bagi peternak yang semula menerapkan cara beternaknya masih ekstensif cobalah beralih ke cara beternak semi intensif atau syukur-syukur langsung cara intensif. Yang sudah menerapkan cara intensif terus melakukan evaluasi dan berusaha menemukan cara baru agar usaha yang dihasilkan lebih memberikan keuntungan.
Harga jual
Produk dari ayam kampung bisa dibilang menjadi produk primadona di pasar unggas karena produk dari ayam kampung dihargai per biji (satuan) baik untuk daging ataupun telurnya dan berbeda dengan ayam ras yang produknya dihargai kiloan baik untuk daging maupun telurnya. Harga jual produk ayam kampung tidak mengalami fluktuasi yang signifikan seperti produk ayam ras. Perbedaan harga jual produk ayam kampung dengan produk ayam ras bisa mencapai 50%. Coba dibandingkan!
Bisa membuka lapangan kerja baru
Terus terang kalau masyarakat kita terutama para pemuda nya tidak malu untuk terjun dan mengusahakan ternak ayam kampung ini tentunya akan terbuka peluang pekerjaan baru. Banyak pembeli bibit (DOC) ayam kampung kami berasal dari kalangan pemuda yang ingin mengembangkan usaha ini. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh biasanya melakukan pembelian ulang karena usaha ini memang layak untuk diusahakan dan bisa mendatangkan penghasilan daripada mereka terus ‘mengemis’ pada orang tua mereka.
Kualitas daging lebih baik daripada ayam ras
Daging ayam kampung dipercaya memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras. Selain itu, kadar proteinnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ayam ras dengan kandungan asam-asam amino lebih lengkap. Lemak dagingnya tidak sebanyak ayam ras sehingga teksturnya tidak terlalu lembek. Tekstur yang tidak terlalu lembek ini dinilai lebih cocok untuk ukuran orang Indonesia.
Permintaan tidak fluktuatif
Permintaan yang tidak terlalu fluktuatif baik untuk daging dan telur ayam kampung dan bahkan ada kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu layak mendapat perhatian lebih. Karena tingkat produktifitasnya yang masih rendah, berapapun banyaknya akan habis terserap oleh pasar. Kondisi ini sangat berbeda dengan permintaan produk ayam ras. Hal ini juga berpengaruh terhadap stabilitas harga ayam kampung sendiri yang relatif stabil dan bahkan mengalami kenaikan terutama saat menjelang hari raya, imlek, dan tahun baru.
Sumber kajian iptek
Ayam kampung banyak menjadi objek penelitian untuk unggas lokal potensial. Anda masih ingat tentunya dengan strain baru ayam kampung seperti ayam arjo (arab vs jowo, maksudnya ayam arab disilangkan dengan ayam jowo atau kampung), arbain (arab vs bangkok vs indo), ayam kampung super (ayam kampung yang disilangkan dengan beberapa strain ayam ras) dan strain baru lainnya.
Kalau melihat potensi yang dimiliki ayam kampung sebagaimana kami sebutkan di atas, seolah-olah komoditas ini tidak mempunyai kelemahan. Bukanlah suatu kelemahan melainkan terdapat suatu peluang usaha di dalamnya. Di antara kelemahan usaha beternak ayam kampung antara lain :
1. Masih sulit untuk mendapatkan bibitnya (DOC) karena masih sedikit orang yang mengusahakan penetasan telur ayam kampung
2. Produktifitas telur yang masih rendah karena cara beternak yang masih ekstensif
3. Laju pertumbuhan masih rendah yang disebabkan oleh rendahnya mutu genetic dan manajemen pemeliharaan ayam kampung yang kurang baik

No comments:

Post a Comment