Persoalan pangan ini ke depan menjadi masalah yang sangat krusial. Harus mulai merubah dari cara tradisional ke modern yakni menitikberatkan teknologi.Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan, untuk mencapai kedaulatan pangan kuncinya adalah bioteknologi. Mengapa demikian? karena pangan yang dibutuhkan dunia, bukanlah pangan sesaat, melainkan pangan yang ramah lingkungan.
“Persoalan perubahan iklim serta konversi lahan inilah yang mengharuskan kita untuk memulai pertania yang mengacu bioteknologi,” katanya saat acara International Seminar on Biotechnology and The 6th Congress of Indonesian Biotechnology Consortium di Palembang, Rabu (3/9)
Apalagi kata Suswono, iklim dunia ini making tidak menentu, sudah mengarah kepada anomali iklim. Seperti diketahu, pertanian sangat berpengaruh sekali dengan adanya anomali iklim. Jadi perlu sebuah terobosan terbaru, yaitu dengan inovasi teknologi yang mengarah kepada bioteknologi.
Tidak hanya anomali iklim, permasalahan lahan pun mengharuskan pertanian Indonesia mengarah bioteknologi. Sebab, lahan pertanian makin mengecil karena alih fungsi menjadi lahan non pertanian. “Sekarang kepemilikan lahan pertanian di Indonesia itu 0,3 ha per orang. Idealnya 2 ha per orang,” ujarnya.
Jadi, kedepannya bioteknologi harus diterapkan di pertanian Indonesia. Mengingat bioteknologi merupakan keharusan suatu negara untuk mengembangkan negaranya. Salah satu contoh pertanian yang mengarah kepada bioteknologi adalah integrasi sapi-sawit.
“Integrasi sapi-sawit itu merupakan contoh dari bioteknologi. Sedangkan yang sekarang dikembangkan Kementeria Pertanian adalah biodiesel dari tanaman jarak pagar,” kata Suswono. Cla
Editor : Julianto
No comments:
Post a Comment