Durian merupakan salah satu dari buah-buahan yang termasuk berkelas, hal
ini disebabkan oleh harganya yang relatif mahal juga rasanya yang enak
dan disukai hampir semua orang. Di supermarket misalnya, harga durian
bisa mencapai Rp20.000-Rp30.000,- per kilogramnya, sedangkan di pasar
tradisional buah durian ukuran sedang rata-rata berharga
Rp15.000-Rp25.000 per buah.
Berbagai varietas durian unggul telah dikembangkan secara terus menerus
baik oleh pemerintah melalui balai penelitian buah-buahan (balitbu)
maupun oleh swasta. Umumnya varietas-varietas tersebut memiliki
kelebihan dibandingkan dengan durian lokal. Kelebihan tersebut antara
lain cukup tahan terhadap hama tirathaba ruptilinea dan penyakit busuk
akar fusarium sp, disamping rasanya yang legit dan berdaging buah lebih
tebal.
Saat ini, ada puluhan durian varietas unggul yang diakui keunggulannya
dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Varietas yang
paling dikenal tersebut adalah: durian sukun (jawa tengah), petruk (jawa
tengah), sitokong (betawi), simas (bogor), sunan (jepara), otong
(thailand), kani (thailand), sidodol (kalimantan selatan), sijapang
(betawi) dan sihijau (kalimantan selatan).
Perbanyakan bibit secara vegetatif efektif untuk memperoleh durian yang
bermutu dan seragam. beberapa cara yang dapat digunakan diantaranya
melalui okulasi, sambung pucuk, penyusunan dan cangkok. Untuk perkebunan
durian skala besar atau komersial sangat dianjurkan menggunakan bibit
yang berasal dari hasil okulasi. Pada prinsipnya okulasi adalah
penempelan mata tunas buah dari pohon induk varitas unggul pada bibit
yang berasal dari biji, sehingga diperoleh tanaman yang berakar baik
serta tajuk dan buah berkualitas unggul, Tanaman dari bibit okulasi
berbunga pada umur 4-5 tahun.
Perbanyakan bibit durian, baik okulasi maupun sambung pucuk, membutuhkan
batang bawah (stock) yang berasal biji (generatif), terutama berasal
dari verietas lokal yang memilki sifat unggul. sebaiknya, perbanyakan
tanaman dilakukan di tempat terlindung agar tingkat keberhasilannya
diatas 90,17%. Tahapan perbanyakan bibit durian adalah sebagai berikut::
1. Persiapan batang bawah
Pekerjaan ini diawali dengan seleksi biji. sebaiknya, biji untuk batang bawah berasal dari durian yang sudah terbukti mampu beradptasi dengan kondisi lahan setempat. misalnya, biji dari varietas chanee yang tahan terhadap penyakit akar. Benih durian chane bisa digunakan di thailand untuk penyediaan batang bawah, biji yang digunakan harus tua sudah dipisahkan dari dagingnya, bentuknua sempurna, seragam, tidak kempes, tidak terlalu kecil, dan tidak luka atau rusak karena serangan hama. Biji durian dikering anginkan selama satu minggu. Seleksi benih dilakukan dengan memasukan biji ke dalam air. Pilih biji yang tenggelam dan buang biji yang mengambang. Sebelum ditanam, biji direndam dalam larutan atonik 0,1% dan fungisida untuk merangsang pertumbuhan akar dan mencegah serangan jamur. Biji durian disemaikan di kebun atau di polibag
Pekerjaan ini diawali dengan seleksi biji. sebaiknya, biji untuk batang bawah berasal dari durian yang sudah terbukti mampu beradptasi dengan kondisi lahan setempat. misalnya, biji dari varietas chanee yang tahan terhadap penyakit akar. Benih durian chane bisa digunakan di thailand untuk penyediaan batang bawah, biji yang digunakan harus tua sudah dipisahkan dari dagingnya, bentuknua sempurna, seragam, tidak kempes, tidak terlalu kecil, dan tidak luka atau rusak karena serangan hama. Biji durian dikering anginkan selama satu minggu. Seleksi benih dilakukan dengan memasukan biji ke dalam air. Pilih biji yang tenggelam dan buang biji yang mengambang. Sebelum ditanam, biji direndam dalam larutan atonik 0,1% dan fungisida untuk merangsang pertumbuhan akar dan mencegah serangan jamur. Biji durian disemaikan di kebun atau di polibag
o Penyemaian di polibag
Biasanya, polibag yang digunakan berukuran 20 x 25 cm. isi polibag dengan media tanam, berupa campuran pupuk kandang dan tanah merah dengan perbandingan 1:1. biji ditanam kedalam media di polibag. setiap polibag berisi satu biji. Dan polibag atur rapi dibawah naungan atau nurseri
Selama di persemaian, bibit membutuhkan perawatan, seperti penyiraman,
pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Setelah tinggi bibit
mencapai 10-20 cm, lakukan sambung pucuk, okulasi sebaiknya dilaksanakan
ketika tinggi bibit mencapai 40-50 cm
2. Persiapan batang atas. gunakan batang atas yang berkualitas dari
pohon induk sendiri atau dibelil dari sumber yang mempunyai pohon induk
terjamin varietas dan kualitasnya. Batang atas dapat berupa potongan
cabang atau cabang yang masih berada pada pohon induknya. Setelah batang
atas diambil, segera sambungkan atau tempelkan pada batang bawah. Pilih
bahan batang atas tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak, batang
kokoh, bebas hama dan penyakit, percabangan 2-4 arah, serta memiliki
tunas baru.
3. Okulasi
• barisan dibuat berbentuk atau sayat kulit batang bawah secara vertikal tepat 20 cm dari permukaan tanah.
• kulit dikupas dari irisan yang telah dibuat hingga membentuk jendela. jika disayat, tarik sayatan kulit sepanjang 2-3 cm hingga mirip lidah, lalu potong 2/3 bagian kulit tersebut;
• mata tunas di ambil dari batang atas. Sesuaikan ukuran dengan sayatan yang telah dibuat di batang bawah. Mata tunas yang disayat harus mengikutsertakan kambiumnya. jika tidak, okulasi yang dikerjakan kemungkinan gagal.
• sisipkan potongan mata tunas disisipkan ke irisan yang telah dikupas jika menggunakan sayatan, tempelkan mata tunas di sayatan yang telah dibuat. Jaga supaya tidak ada kotoran yang menempel di sayatan atau di mata tunas.
• di balut tempelan tersebut menggunakan tali plastik hingga semua bagian tertutup, kecuali tepat di mata tunas.
• letakkan bibit di tempat yang teduh dan di siram secara teratur.
• barisan dibuat berbentuk atau sayat kulit batang bawah secara vertikal tepat 20 cm dari permukaan tanah.
• kulit dikupas dari irisan yang telah dibuat hingga membentuk jendela. jika disayat, tarik sayatan kulit sepanjang 2-3 cm hingga mirip lidah, lalu potong 2/3 bagian kulit tersebut;
• mata tunas di ambil dari batang atas. Sesuaikan ukuran dengan sayatan yang telah dibuat di batang bawah. Mata tunas yang disayat harus mengikutsertakan kambiumnya. jika tidak, okulasi yang dikerjakan kemungkinan gagal.
• sisipkan potongan mata tunas disisipkan ke irisan yang telah dikupas jika menggunakan sayatan, tempelkan mata tunas di sayatan yang telah dibuat. Jaga supaya tidak ada kotoran yang menempel di sayatan atau di mata tunas.
• di balut tempelan tersebut menggunakan tali plastik hingga semua bagian tertutup, kecuali tepat di mata tunas.
• letakkan bibit di tempat yang teduh dan di siram secara teratur.
Okulasi yang berhasil ditandai dengan mata tunas yang tetap berwarna
hijau dan menunjukkan perkembangan, alias tumbuh jika berwarna coklat,
berarti okulasi gagal. (Inang Sariati)
No comments:
Post a Comment