
Meskipun pada dasarnya lahan pertanian di Pulau Bali tidak terlalu
luas, namun didukung dengan bantuan teknologi modern dan penggunaan
varietas bibit unggul, kini produk komoditas buah-buahan yang dihasilkan
para petani di wilayah Bali tidak kalah bersaing dengan produk buah
impor dari luar negeri.
Nah, untuk mengetahui potensi buah apa saja yang dibudidayakan di
daerah tersebut. Berikut kami informasikan beberapa varietas unggulan
yang mulai dikembangkan masyarakat Bali.
Potensi Salak Bali
Salah satu jenis buah yang menjadi komoditas ekspor daerah Bali yaitu potensi salaknya yang mendunia. Keunggulan salak bali yang memiliki daging tebal, rasa yang segar, serta biji salak yang relatif kecil, ternyata menarik minat konsumen lokal, nasional, bahkan hingga konsumen internasional. Selama ini salak bali banyak dibudidayakan masyarakat di desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Dengan ketinggian berkisar 400-600 mdpl dan temperatur udara sekitar 20°-30°C dengan curah hujan 1.567 mm – 20.000 mm per tahunnya, daerah ini sangat cocok untuk dikembangkan sebagai lahan agrobisnis tanaman salak.
Salah satu jenis buah yang menjadi komoditas ekspor daerah Bali yaitu potensi salaknya yang mendunia. Keunggulan salak bali yang memiliki daging tebal, rasa yang segar, serta biji salak yang relatif kecil, ternyata menarik minat konsumen lokal, nasional, bahkan hingga konsumen internasional. Selama ini salak bali banyak dibudidayakan masyarakat di desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Dengan ketinggian berkisar 400-600 mdpl dan temperatur udara sekitar 20°-30°C dengan curah hujan 1.567 mm – 20.000 mm per tahunnya, daerah ini sangat cocok untuk dikembangkan sebagai lahan agrobisnis tanaman salak.
Sekarang ini hampir 81,12% lahan di daerah Sibetan diubah menjadi
perkebunan salak yang menghasilkan pendapatan cukup besar bagi
masyarakat di sekitarnya. Bahkan ada sekitar 15 jenis varietas salak
yang berhasil dibudidayakan di daerah tersebut, seperti salak nenas dan
salak gula pasir yang menjadi produk unggulan desa Sibetan. Selain
dipasarkan dalam keadaan segar, buah salak bali diolah para petani
menjadi aneka macam produk turunan seperti dodol salak, keripik salak,
syrup, serta manisan yang memiliki harga jual cukup tinggi di pasaran.

Selain salak, komoditas ekspor yang dimiliki daerah Bali adalah potensi buah manggisnya yang cukup melimpah. Di provinsi tersebut, sedikitnya ada 8 kabupaten yang mengembangkan usaha budidaya manggis, misalnya saja seperti Kabupaten Tabanan (1.214 Ha), Karangasem (462 Ha), Buleleng (459 Ha), dan Badung (407 Ha). Sejauh ini komoditas manggis yang dihasilkan para petani di daerah Bali baru bisa memenuhi permintaan ekspor sebanyak 675 ton (sekitar 6% dari total permintaan). Hal ini tentunya mengisyaratkan kepada kita semua bahwa peluang pasar ekspor manggis sampai hari ini masih sangat terbuka lebar. Negara-negara tujuan ekspor manggis dari Bali juga semakin meluas, meliputi Timur Tengah, Eropa, Asia, Cina, serta Hongkong.
Potensi Jeruk Kintamani
Komoditas tanaman buah yang tidak kalah laris adalah jeruk siam Kintamani. Jeruk Kintamani merupakan salah satu varietas unggulan dari sektor pertanian yang ada di Kabupaten Bangli. Kombinasi rasa serta aromanya yang sangat khas membuat jeruk Kintamani digemari konsumen dari berbagai kalangan. Tidaklah heran bila jeruk jenis ini selalu menjadi primadona baik di pasar tradisional maupun di swalayan. Sekarang ini salah satu daerah yang menjadi sentra budidaya jeruk siam di Bali adalah desa Bayunggede, Kecamatan Kintamani. Sedikitnya ada 478 Ha lahan yang dikembangkan untuk menanam kurang lebih 531.100 pohon jeruk siam yang tersebar di seluruh wilayah desa.
Komoditas tanaman buah yang tidak kalah laris adalah jeruk siam Kintamani. Jeruk Kintamani merupakan salah satu varietas unggulan dari sektor pertanian yang ada di Kabupaten Bangli. Kombinasi rasa serta aromanya yang sangat khas membuat jeruk Kintamani digemari konsumen dari berbagai kalangan. Tidaklah heran bila jeruk jenis ini selalu menjadi primadona baik di pasar tradisional maupun di swalayan. Sekarang ini salah satu daerah yang menjadi sentra budidaya jeruk siam di Bali adalah desa Bayunggede, Kecamatan Kintamani. Sedikitnya ada 478 Ha lahan yang dikembangkan untuk menanam kurang lebih 531.100 pohon jeruk siam yang tersebar di seluruh wilayah desa.
Komoditas Anggur Buleleng
Potensi budidaya anggur di daerah Buleleng memang sudah dikenal sejak puluhan tahun silam. Bahkan di Kecamatan Banjar dan Seririt, anggur berhasil dibudidayakan di lahan sawah. Sedangkan di Kecamatan Gerokgak, petani memanfaatkan lahan kering untuk membudidayakan tanaman anggur. Perkembangan budidaya anggur yang terus mengalami peningkatan ternyata juga membuat petani di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan tertarik untuk menekuni usaha tersebut, sehingga di tahun 2010 yang lalu Kecamatan Sawan mengembangkan 114 pohon anggur dan Kecamatan Kubutambahan membudidayakan 1.600 pohon anggur.
Potensi budidaya anggur di daerah Buleleng memang sudah dikenal sejak puluhan tahun silam. Bahkan di Kecamatan Banjar dan Seririt, anggur berhasil dibudidayakan di lahan sawah. Sedangkan di Kecamatan Gerokgak, petani memanfaatkan lahan kering untuk membudidayakan tanaman anggur. Perkembangan budidaya anggur yang terus mengalami peningkatan ternyata juga membuat petani di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan tertarik untuk menekuni usaha tersebut, sehingga di tahun 2010 yang lalu Kecamatan Sawan mengembangkan 114 pohon anggur dan Kecamatan Kubutambahan membudidayakan 1.600 pohon anggur.
Berkembangnya industri agrobisnis khususnya di sektor hortikultura, menjadikan pulau Bali sebagai salah satu daerah sentra buah-buahan bagi masyarakat lokal maupun internasional. Semoga informasi aneka buah segar potensi Pulau Bali
ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan memberikan semangat baru bagi
para petani di seluruh penjuru negeri. Maju terus agrobisnis Indonesia
dan salam sukses.
No comments:
Post a Comment