Friday, December 28, 2012

Teknologi Canggih di Kebun Meneer

Setia kepada inovasi salah satu kunci sukses Belanda jadi raksasa florikultura dunia.Dengan bantuan teknologi pintar pekerja mampu memanen 250.000 tangkai mawar per hari. Pekerja cukup berdiri di titik tertentu, bedengan mawar datang menghampiri

Enam pria berjajar rapi di belakang sebuah pagar besi setinggi paha. Kedua tangan mereka terbungkus sarung tangan. Salah satu tangan menggenggam gunting pangkas. Sejurus kemudian beberapa talang berwarna putih dengan rumpun-rumpun tanaman mawar di atasnya bergerak dari arah dalam nurseri menuju para pria itu.
Persis di depan setiap pekerja, dua talang berhenti. Segera saja masing-masing pria menyibak daun, lalu kres… kres… kres… memotong tangkai bunga terpilih setinggi 55 cm. “Kami memanen bunga yang belum mekar sempurna. Sebab pasar lebih menyukai bentuk seperti itu,” tutur Angelien van den Nouweland, putri pemilik nurseri, yang menemani Trubus menyaksikan panen bunga mawar potong di nurseri di Kota Waddinxveen, Belanda, itu.
Seleksi otomatis
Para pekerja lalu memasukkan bunga-bunga Rosa sinensis itu ke dalam bak berisi air terletak di belakang mereka. Begitu mencapai jumlah 28 tangkai secara otomatis bak bergerak ke gudang sortasi. Di sana sudah ada pekerja menunggu di depan sebuah mesin yang dilengkapi semacam rel mirip rantai sepeda dengan pencapit di ujungnya.
Dengan cekatan perempuan pekerja itu menyelipkan setiap tangkai mawar di pencapit. Bunga-bunga itu lalu bergerak seiring pergerakan rantai menuju sebentuk kotak memanjang berisi sensor. Sensor bekerja untuk memastikan kualitas bunga sesuai standar. Hap…! Dengan segera mawar yang tidak lolos seleksi meloncat dengan sendirinya keluar dari jalur rel. Setiap jam mesin itu mampu menyeleksi 40.000 bunga.
Mawar lolos seleksi itu lalu dikelompokkan per sepuluh atau dua puluh tangkai di atas ban berjalan. Ban berjalan membawa tumpukan kembang ros itu menuju pekerja yang mengemas bunga dengan plastik atau pot plastik khusus. Dalam bentuk seperti itulah mawar-mawar dari Marjoland-nama nurseri-dipasarkan ke pasar lelang.
Dengan bantuan mesin-mesin pintar, nurseri milik suami-istri Joop dan Mariola van den Nouweland itu memanen 250.000 tangkai mawar setiap hari. Budidaya mawar di nurseri seluas 20 ha itu amat intensif dan serbamodern. Greenhouse, misalnya, dilengkapi pengatur iklim mikro. Sistem pemanasan aktif ketika suhu di dalam ruangan di bawah angka yang dikehendaki mawar, 20-21oC.
Di langit-langit rumah tanam Marjoland terdapat 20.000 light emiting diode (LED) berkekuatan 15.000 luks yang efektif menghasilkan cahaya pengganti sinar matahari. Sinar tambahan dibutuhkan saat langit mendung atau ketika musim dingin. Selain itu secara berkala turbin menyalurkan gas karbondiokasida ekstra selama 24 jam. “Dengan cara itu produksi bisa naik 10%,” tutur Angelien.
Pasar luas
Nurseri KP Holland di Naaldwijk juga menerapkan teknologi modern seperti sistem pengaturan iklim mikro. Nurseri itu  memproduksi bunga kurkuma potong asal daerah tropis. Perjalanan mengelilingi Belanda selama sepekan pada pertengahan Juli 2012 membuktikan, negeri Tulip itu mengandalkan teknologi canggih dalam sistem budidaya pertanian. “Dengan begitu budidaya dilakukan secara efisien dan secara massal,” tutur Ir Yos Sutioso, praktikus hortikultura di Jakarta yang ikut bersama rombongan Trubus.
Tengok saja di nurseri Vreugdenberg milik Aad Vreugdenhill yang membudidayakan kalanchoe. Setiap pekan Aad mendapat kiriman 140.000 bibit dari sebuah nurseri di Bogor, Provinsi Jawa Barat. Untuk menanamnya cukup selama dua hari dengan bantuan dua pekerja saja. “Setiap pekerja mampu menanam 6.000 bibit per jam,” kata Aad. Sebab pekerja tinggal menanam bibit di pot-pot berisi media tanam yang bergerak di atas ban berjalan. Lalu mesin pintar lain menaruh pot-pot itu di bak-bak penanaman dan mengirimkan ke nurseri pembesaran.
Delapan bulan kemudian tanaman siap panen dan dibawa ke gudang sortasi. Di sana kalanchoe pot yang lolos seleksi masuk ke mesin pengemas khusus yang mampu membungkus 25.000 tanaman dengan plastik cantik setiap jam. Nurseri Anthura di kota Bleiswijk yang memproduksi anthurium potong dan pot plant serta phalaenopsis pot menggunakan teknologi tirai diafragma.
Tirai itu seperti jaring penaung biasa, tapi terdiri atas dua warna, perak dan hitam yang selang-seling secara memanjang. Dengan tirai belang itu-dibarengi dengan otomatisasi-Nic van der Knaap, pemilik nurseri, bisa mengatur cahaya masuk ke dalam dari hanya 0-50% tanpa perlu memasang-bongkar jaring penaung. Lagi pula jaring belang itu juga mampu menyimpan energi panas. Ketika kebutuhan cahaya dan energi panas bisa dibuat mendekati kebutuhan tanaman, pertumbuhannya lebih optimal.
Berbekal teknologi juga para pekebun menghasilkan tanaman hias baru dan spektakuler. Sebut saja anggrek bulan mini dengan bunga besar dan rimbun serta anthurium berbunga tumpuk di kebun Anthura, kalanchoe berbunga tumpuk dari Vreugdenhill, dan phalaenopsis biru di nurseri Van Geest. Produk dari kebun-kebun modern itulah yang kemudian memasok pasar tanaman hias di hampir seluruh dunia, terutama negara-negara Eropa. Kombinasi teknologi dan pasar luas kunci Belanda jadi raja industri florikultura. (Evy Syariefa)
Keterangan Foto :
  1. Dengan bantuan teknologi pintar pekerja mampu memanen 250.000 tangkai mawar per hari. Pekerja cukup berdiri di titik tertentu, bedengan mawar datang menghampiri
  2. Tirai diafragma di nurseri Anthura untuk mengatur pencahayaan tanpa perlu bongkar pasang jaring
  3. Phalaenopsis mini berbunga besar tengah jadi tren
  4. Mesin seleksi berkapasitas 40.000 tangkai per jam, mawar tidak lolos seleksi terlempar secara otomatis
  5. Dengan rekayasa iklim mikro kurkuma asal daerah tropis tumbuh optimal

No comments:

Post a Comment