Friday, December 28, 2012

Jasa Humat dan Fulvat

Deni Ruchiat mengurangi dosis pemupukan hingga 50%, tapi justru mampu mendongkrak produksi padi hampir dua kali lipat.
Rona bahagia terlukis di wajah Deni Ruchiat saat panen padi pada 2011. Maklum, pada panen kali ini Deni menuai hingga 8 ton gabah kering panen dari sehektar lahan miliknya di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Hasil panen itu jauh lebih tinggi ketimbang hasil panen pada musim tanam sebelumnya yang hanya 4,9 ton gabah kering panen. Padahal, Deni mengurangi jumlah pemberian pupuk NPK hingga 50%. Sebelumnya, ia memberikan 400 kg pupuk NPK per ha.
Kunci sukses Deni mendongkrak produksi padi karena ia menambahkan produk pembenah tanah yang mengandung 60% asam humat dan 40% asam fulvat. Ia mencampur 1 kg pembenah tanah itu bersama 200 kg pupuk NPK, lalu menaburkannya pada saat tanaman berumur 2 pekan setelah tanam.
Menurut Dr Iskandar, ahli tanah dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, asam humat dan fulvat adalah zat organik yang memiliki struktur molekul kompleks dengan berat molekul tinggi yang mengandung gugus aktif. Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah terurai menjadi senyawa organik sederhana.
Penyerapan hara
“Asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup di dalam tanah,” tutur Afri Chandra, penyuluh pertanian dari salah satu produsen pupuk di Jakarta. Sementara asam fulvat memiliki rantai polimer lebih pendek, mengandung oksigen lebih banyak, dan dapat larut dalam berbagai tingkat keasaman (pH) sehingga bersifat lebih reaktif.
Asam humat dan asam fulvat berperan penting dalam memperbaiki kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman. Keduanya memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi. Semakin tinggi jumlah kation-muatan positif-yang digunakan untuk pertukaran anion-muatan negatif-pada koloid tanah, maka semakin tinggi hara yang terserap tanaman dalam bentuk ion. Kedua zat organik itu juga mampu mengikat banyak air dan memiliki daya serap atau adsorpsi tinggi sehingga mampu mengikat polutan dalam tanah.
Peran lain yang tak kalah penting adalah membantu mengoptimalkan penyerapan fosfor bagi tanaman. Hasil riset S. Minardi dan Setie Harieni dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta menunjukkan kehadiran asam humat dan asam fulvat dalam tanah dapat mengoptimalkan penyerapan unsur fosfor (P) pada tanah andosol.
Menurut ketua kelompok bidang ekofisiologi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Dr Ir Sarlan Abdulrachman, fosfor berperan penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar. “Struktur perakaran yang sempurna membuat daya serap nutrisi tanaman menjadi lebih baik,” katanya. Fosfor juga berperan memperkuat batang padi sehingga tidak mudah rebah, dalam pembentukan bunga, buah, dan biji, serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit.
Cabai
Sarlan menuturkan pada beberapa jenis tanah fosfor tersedia melimpah. Contohnya di lahan pertanian di sekitar Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang mengandung fosfat dan kalium total yang cukup untuk 2 kali musim tanam. Namun, fosfor yang masih terikat dalam bentuk mineral fosfat belum bisa diserap tanaman.
Gugus fungsional pada asam humat dan fulvat membantu mengoptimalkan penyerapan fosfor dengan cara mengikat aluminium (Al) dan besi (Fe) dalam tanah. Kedua unsur itu yang “menahan” fosfor dalam tanah sehingga tanaman sulit menyerapnya. Kedua asam itu juga meningkatkan pH serta memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah. Dengan begitu tanaman lebih optimal menyerap unsur hara sehingga tanaman pun tumbuh lebih subur.
Faedah asam humat dan fulvat ternyata tak hanya dirasakan petani padi. Nun di Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Erdison, memanfaatkan pembenah tanah itu untuk meningkatkan produksi cabai. Ia mencampur 15 gram NPK dan 0,2 gram pembenah tanah yang dilarutkan dalam 1 liter air. Lalu menyiramkan larutan itu pada setiap tanaman cabai berumur dua minggu. Pemberian cukup sekali selama satu musim tanam.
Penambahan asam humat dan fulvat ternyata ampuh memperpanjang masa panen cabai. Erdison memanen cabai hingga 15 kali dalam jangka waktu 3 bulan, sebelumnya hanya 10-12 kali panen. Produksi cabai pun otomatis meningkat dari semula 1 kg cabai per tanaman menjadi 1,2 kg. Pembenah tanah itu juga mampu menigkatka kualitas kelapa sawit di kebun Erdison. Setelah menambahkan 24 gram pembenah tanah dan 2 kg pupuk NPK untuk setiap pohon tandan sawit menjadi lebih besar dan rapat.
Dengan berbagai faedah itu pantas bila PT Global Growth di Jakarta memproduksi pembenah tanah yang mengandung ekstrak asam humat dan asam fulvat. Perusahaan yang berdiri sejak 2008 itu mengekstraksi kedua asam itu dari mineral leonardit. “Produk itu dapat digunakan untuk berbagai jenis tanah dalam bentuk yang stabil,” kata Afri Chandra. Dengan produk itu Afri berharap para petani dapat mengikuti jejak kesuksesan Deni dan Erdison mendongkrak produksi tanaman. (Pranawita Karina)
Keterangan Foto :
  1. Unsur N dan P di tanah cukup untuk 2 kali musim tanam tapi bukan dalam bentuk yang dapat diserap tanaman
  2. Deni Ruchiat, memperbaiki tanah sawah dengan asam humat untuk peningkatan kualitas dan produksi panen

No comments:

Post a Comment